Hartono Bersaudara/Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono merupakan salah satu orang yang masuk ke dalam daftar orang terkaya di Indonesia 2022 dan menduduki peringkat pertama versi majalah Forbes. Dikutip dari Forbes, Hartono bersaudara ini memiliki kekayaan bersih sekitar 42,6 miliar dolar AS setara Rp611,7 triliun. Jumlah kekayaan Hartono bersaudara di akhir 2021 mengalami peningkatan mencapai 3,8 miliar dolar AS atau setara Rp54,48 triliun. Peningkatan jumlah kekayaan tersebut salah satunya disebabkan oleh kenaikan saham PT Bank Central Asia Tbk atau Bank BCA. Disamping Bank BCA yang berasal dari sektor keuangan, kekayaan Hartono bersaudara juga berasal dari sejumlah sektor lainnya, yakni rokok Djarum yang merupakan induk bisnisnya, sektor elektronik melalui Polytron, real estate, hingga startup teknologi. Berikut sumber kekayaan Hartono bersaudara, orang terkaya di Indonesia:
• Bisnis Sektor Rokok
Kekayaan Hartono bersaudara berawal dari produsen rokok di Indonesia yaitu PT Djarum. Bisnis rokok ini dimulai dari sang ayah, Oei Wie Gwan yang mengakuisisi perusahaan rokok Indonesia yang bangkrut pada 1951, kemudian diberi nama Djarum. Kemudian, perusahaan rokok asal Kudus, Jawa Tengah ini terus berkembang hingga menjadi salah satu produsen rokok terbesar di Tanah Air.
• Bisnis Sektor Perbankan
Di samping bisnis rokok, Hartono bersaudara juga melebarkan sayapnya di bisnis perbankan yaitu melalui akusisi BCA. Bank tersebut sebelumnya dipimpin oleh Sudono Salim yang mengalami keterpurukan saat krisis moneter 1998 lalu. Hartono bersaudara juga memilih membeli saham BCA di tengah kondisi terpuruk. Namun, kini keduanya menguasai BCA melalui PT Dwimuria Investama Andalan dengan kepemilikan 54,94 persen atau 67,72 miliar saham. Terhitung per 18 Januari 2022, kapitalisasi pasar emiten dengan kode saham BBCA ini mencapai Rp946,14 triliun.
• Bisnis Sektor Menara Telekomunikasi
Sumber kekayaan Hartono bersaudara selanjutnya adalah perusahaan menara telekomunikasi, PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR) melalui PT Sapta Adhikari Investama. Adapula kepemilikan saham di TOWR mencapai 54,35 persen atau 27,73 miliar saham, dengan kapitalisasi pasar senilai Rp53,31 triliun. Di tahun lalu, TOWR mengakuisisi mayoritas saham PT Solusi Tunas Pratama Tbk (SUPR) melalui anak usahanya, PT Profesional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) dalam rangka konsolidasi bisnis di masa depan.
• Bisnis Sektor Digital
Hartono bersaudara pun turut mengembangkan bisnisnya di sektor digital sesuai dengan perkembangan teknologi. Hal tersebut dimulai dengan mendirikan Blibli.com pada 2010 melalui PT Global Digital Niaga (GDN) yang merupakan anak usaha dari PT Global Digital Prima (GDP). Blibli resmi diluncurkan pada tanggal 25 juli 2011, dan yang terbaru, Blibli resmi mengakuisisi 70,56 persen emiten pengelola Farmers Market dan Ranch Market, PT Supra Boga Lestari Tbk (RANC).
Kemudian, Grup Djarum mengembangkan bisnis di sektor digital dengan semakin serius melalui perusahaan modal ventura GDP Venture yang perlahan mengakuisisi sejumlah perusahaan perusahaan rintisan (startup) digital. Diawali dari situs forum online Kaskus, hingga perusahaan travel agent online tiket.com. Di samping itu, melalui GDP Venture, Grup Djarum juga menyuntikkan dana ke beberapa startup lain, seperti Garasi.id, Gojek, Infokost.id, Bolalob, IDN Media, Kumparan, Kincir, Kurio, Historia, Halodoc, dan masih banyak lagi yang lainnya.
• Bisnis Sektor Elektronik
Hartono bersaudara juga mengembangkan bisnis elektroniknya melalui brand Polytron. Dengan brand Polytron, pihaknya berencana fokus memproduksi televisi, AC, telepon seluler, hingga kulkas. Kini, Polytron memiliki tiga lokasi pabrik di Jawa Tengah dengan jumlah karyawan mencapai lebih dari 10.000 dan total area pabrik seluas 69 hektare. Polytron memiliki target untuk dapat mengungguli pasar televisi LED dan LCD yang kini didominasi pabrikan Jepang dan Korea Selatan.
EmoticonEmoticon